Lantunan lagu Burung Camar yang dipopulerkan oleh Vina Panduwinata membuka ritme WHAT THEY DON'T TALK WHEN THEY TALK ABOUT LOVEdengan begitu syahdu. Kemudian film yang premiere di Sundance Film Festival 2013 ini akan memperkenalkan penonton pada karakter-karakter penghuni sebuah sekolah luar biasa.
Ada Diana (Karina Salim), penderita miopia yang baru saja mendapatkan datang bulan pertamanya. Diam-diam Diana menaruh hati pada pemuda buta bernama Andika (Anggun Priambodo) yang sepertinya tak bisa menangkap sinyal-sinyal cinta dari gadis berusia 17 tahun tersebut.
Lalu Fitri (Ayushita) yang buta sejak lahir terlibat cinta dengan pemuda tuli bernama Edo (Nicholas Saputra), anak Bu Rusli (Jajang C Noer), penjual makanan di sekolah. Uniknya dalam setiap pertemuan mereka, Edo menyamar sebagai dokter hantu, teman fantasi Fitri.
Film yang judulnya terinspirasi dari kumpulan cerita pendek karya Raymond Carver bertajuk What We Talk About When We Talk About Love ini merupakanfeature kedua Mouly Surya setelah FIKSI. Dari segi kualitas, DON'T TALK LOVE (as the title suggest) jelas naik beberapa tingkat. Mouly menunjukkan kejeliannya menangkap detail demi detail yang mampu berbicara banyak hal.
Sedang untuk urusan naskah, sutradara kelahiran 10 September 1980 tersebut jelas hanya ingin bermain-main. Terlebih saat ada alternate reality yang diselipkan pada paruh durasi.
DON'T TALK LOVE adalah treatment membicarakan cinta dari sudut yang berbeda. Yakni menilik cinta dari manusia tidak sempurna yang biasanya digelar dengan penuh haru berlebihan. Oh please..
Mouly menghadirkan potret kaum disabilitas layaknya manusia sempurna dalam mengejar mimpi dan harapan. Seperti potongan lagu Burung Camar: tak kenal duka derita tak kenal nestapa, ceria penuh pesona.
Untuk akting, tak ada yang perlu diperdebatkan dari para ensemble cast-nya. Namun yang paling mencuri perhatian adalah penampilan Karina Salim. She's really stunning.
Clearly, DON'T TALK LOVE adalah sajian unik yang sangat sayang untuk dilewatkan begitu saja mengingat perilisannya sangat terbatas. Selesai menonton pikiran kita akan lebih terbuka dalam melihat setiap potret kekurangan manusia yang kadang menyimpan kelebihan-kelebihan.
0 comments:
Post a Comment