Pages

Instagram

Friday, 5 April 2013

Inilah Penemu Terapi Cuci Otak

David Pakpahan Blog ®  Sebelum baca artikel ini admin ingin menjadi teman kamu dibeberapa jejaring social berikut :
Line & We Chat : georgedavid

Twitter : @davidpakpahan83

Instagram : @davidpakpahan

Skype : george.david08

Tambahkan saya yahh senang Berteman dengan anda ^^ jadi setelah promo langsung saja nih berikut ulasan topik kita ini

Sesuatu yang baru, biasanya
akan memicu kontroversi.
Memang begitulah di indonesia
dimana masyarakatnya jika ada
suatu metode yang baru tentang
apa saja dan menjadi heboh
biasanya akan muncul juga
kontroversi-kontroversi atau
orang-orang yang tidak setuju
entah dengan alasan tidak
ilmiah ataupun yang merasa
rejekinya terganggu oleh
penemuan tersebut.
Belakangan dunia kesehatan
dihebohkan oleh terapi otak
sebagai metode untuk
menangkal stroke. Metode Brain
Washing made in Indonesia ini
banyak menuai kontroversi
karena memang belum terbukti
secara ilmiah namun sudah
diklaim sebagai terapi mujarab
untuk menyembuhkan stroke.
Brain washing atau 'cuci otak'
merupakan istilah populer yang
sering digunakan orang awam
untuk menyebut suatu tindakan
yang dapat mengubah pikiran
atau persepsi seseorang. Namun
di Indonesia, istilah "cuci otak"
malah digunakan untuk
mempromosikan sebuah
pengobatan stroke. Sontak,
promosi yang sangat gencar ini
pun menuai banyak kontroversi,
termasuk dari kalangan dokter
saraf.
Promosi terapi cuci otak ibarat
memberi angin segar bagi
banyak pasien stroke.
Bagaimana tidak, terapi baru ini
diklaim sangat mujarab
mengobati stroke. Semua kerak
otak bisa dicuci bersih,
membuat otak segar bugar, tak
peduli berapa tahun seseorang
menderita stroke. Inilah satu-
satunya metode terapi cuci otak
di dunia yang ditemukan oleh
dokter indonesia.

Profil Dokter Terawan
Dokter Terawan Agus Putranto
Sp Rad (K) RI, yang juga seorang
tentara ini berpangkat Letkol
CKM, bertugas di Rumah Sakit
Pusat Angkatan Darat (RSPAD)
Gatot Subroto yang juga di
Rumah Sakit Gading Pluit.
Sebelum menjadi dokter, ia
seorang tentara. Ia mendapat
beasiswa untuk mengikuti
pendidikan kedokteran di FK
Universitas Gajah Mada,
Yogyakarta. Kelahiran Citi Sewu
(utara Stasiun Tugu) Yogyakarta
5 Agustus 1964 ini, sejak kecil
memang ingin sekali menjadi
dokter.
Lusus dokter tahun 1990 ia
ditugaskan Bali, kemudian
Lombok dan terakhir Jakarta. Ia
kemudian mengambil spesialis
radiologi di Surabaya. "Waktu
itu, saya melihat radiologi
kurang berkembang. Saya
terketuk untuk mengembangkan
radiologi intervensi," ujarnya.
Radiologi intervensi adalah
bidang kedokteran yang
mempergunakan alat imaging
untuk membantu memasukkan
alat ke tubuh pasien, melalui
lubang alamiah atau buatan
untuk penanganan kasus
pembuluh darah, syaraf dan
tumor. Itu sebabnya, dr.
Terawan dijuluki The Rising Star
Radiologi Intervensi di
Indonesia.
Dalam setahun, ia menangani
500 pasien berbagai kasus. Ia
yakin, ilmu yang dimilikinya bisa
menjadi alteratif untuk kasus-
kasus emergency. "Kita tidak
kalah hebat dengan negara di
Eropa dalam bidang ini. Bahkan
kita lebih unggul dibanding
Singapura," ujarnya.
Ia terkesan ketika menangani
pasien wanita dengan kasus
kanker di leher dan kepala.
Setelah diterapi, pasien tersebut
satu bulan kemudian hamil.
"Berarti, radiologi intervensi
aman digunakan pada pasien,"
ujarnya.
Karena kesibukan, terkadang
sang istri (Ester Dahlia) yang
menemuinya di rumah sakit. Di
saat lain, ia mengajak istri dan
anaknya (Abraham Apriliawan)
mengikuti undangan simposium
atau untuk melakukan tindakan
intervensi, di dalam atau di luar
negeri.
"Kalau tidak bisa melayani
keluarga, jangan berpikir untuk
melayani orang lain," ujarnya
tentang arti penting keluarga.
Dokter yang hobi makan
lontong balap dan tahu campur
ini, meski dilarang oleh anak,
tetap bersikeras untuk menyanyi
karena sudah menjadi hobi.
"Nggak masalah saya tidak
sampai selesai melantunkan
syair lagu. Saya menyanyi untuk
menghilangkan stress," dr.
Terawan tertawa.
"Semakin tinggi kedudukan
seseorang, dia semakin dituntut
untuk melayani orang lain," ujar
Letkol CKM dr. Terawan Agus
Putranto, Sp.Rad (K) RI.

Kontroversi Terapi Cuci Otak
Metode terapi cuci otak juga
menuai kontroversi terutama
dari kalangan medis.
"Di Indonesia, brain washing
(BW) dipromosi sebagai sarana
mengobati stroke. Itu dilakukan
oleh seorang dokter radiologist.
Jadi istilah Brain Washing
sebagai terapi cuci otak
menyesatkan, jauh menyimpang
dari maksud aslinya," tulis Prof.
Dr. dr. Moh Hasan Machfoed,
Sp.S(K), M.S, Ketua Umum
Perhimpunan Dokter Spesialis
Saraf Indonesia. Padahal semua
obat dan cara pengobatan medis
baru harus dibuktikan terlebih
dahulu melalui penelitian secara
bertahap. Mulai dari percobaan
pada hewan, uji klinis pada
manusia, hingga publikasi
ilmiah. Namun prosedur cuci
otak ala Indonesia ini
nampaknya tidak mengindahkan
kaidah ilmiah tersebut.
Prof Hasan menjelaskan dalam
pedoman terapi atau guidelines
(GL) stroke tidak dikenal istilah
brain washing atau cuci otak.
Dalam promosinya, cuci otak
dilakukan untuk menghilangkan
sumbatan dengan cara
memasukkan obat ke dalam
pembuluh darah otak.
Kalau memang itu yang
dilakukan, lanjut Prof Hasan,
prosedurnya disebut trombolisis
dan obat yang digunakan adalah
rt tPA atau urokinase. Pada
terapi cuci otak tidak jelas obat
apa yang dimasukkan karena
tidak pernah diumumkan.
Karena bahaya terjadinya
perdarahan otak, trombolisis
tidak boleh dilakukan melebihi
8 jam.
Prof Hasan berpesan, orang
yang berniat mencuci otaknya
perlu hati-hati. Tanya dulu
pendapat dokter lainnya,
terutama dari spesialis saraf
yang biasa menangani stroke.
Malu bertanya, bisa terjerumus
di jalan.

0 comments:

Post a Comment

 
MMORPG Games - MMORPG List - Video Game Music